Askep Anemia Aplikasi 3S (SDKI, SLKI, SIKI)

KONSEP PENYAKIT

DEFINISI ANEMIA

Anemia merupakan suatu kondisi atau istilah yang menunjukan rendahnya hitungan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin di bawah normal. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen di dalam darah.

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

KLASIFIKASI ANEMIA

Klasifikasi anemia berdasarkan derajat berat ringannya menurut WHO adalah sebagai berikut:
Ringan sekali, jika kadar Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
Ringan, jika kadar Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
Sedang, jika kadar Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
Berat, jika kadar Hb < 6,00 gr%

Klasifikasi anemia berdasarkan akibat Gangguan Eritropoiesis atau sumber pembentukan eritrosit.

Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi zat besi diakibatkan oleh tidak cukupnya suplai zat besi ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan defek pada sintesis Hb dan mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.

Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi asam folat atau vitamin B12, sehingga mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang dapat timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif dan pansitopenia.

Anemia Aplastik

Anemia aplastic pada umumnya disebabkan oleh sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat dari paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen atau keturunan.

Anemia Mieloptisik

Anemia mieloplastik merupakan anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal. 

PENYEBAB ANEMIA

Penyebab yang paling sering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis atau pembentukan eritrosit (sel darah merah). Zat-zat gizi tersebut antara lain adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.

Berikut adalah penyebab yang umum dari kondisi anemia, antara lain:
  • Perdarahan hebat dan akut (mendadak)
  • Kecelakaan
  • Pembedahan atau operasi
  • Persalinan
  • Pecah pembuluh darah
  • Epistaksis atau perdarahan hidung
  • Wasir atau hemoroid
  • Ulkus peptikum
  • Kanker atau polip di saluran pencernaan
  • Tumor ginjal atau kandung kemih
  • Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
  • Berkurangnya pembentukan sel darah merah
  • Kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C
  • Penyakit kronik
  • Meningkatnya penghancuran sel darah merah
  • Pembesaran limpa
  • Kerusakan mekanik pada sel darah merah
  • Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

PATHWAY


TANDA DAN GEJALA ANEMIA

Tanda dan gejala klinis anemia yang biasa muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem yang ada di dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang di manifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. 

Pada kondisi anemia sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. 

Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lunglai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. 

Gejala lain yang dapat kita lihat pada anemia adalah kulit tampak pucat, konjungtiva mata pucat dan sclera atau warna pucat pada bagian kelopak mata bawah.

KOMPLIKASI ANEMIA

Anemia jika di biarkan dan tidak ditanggulangi dengan tepat dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi atau dengan kata lain mudah sakit. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. 

Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mendiagnosa anemia adlah sebagai berikut.
  • Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
  • Jumlah eritrosit :  menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik). Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
  • LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
  • SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
  • Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
  • Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik) TBC serum : meningkat (DB). Feritin serum : meningkat (DB). Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
  • LDH serum : menurun (DB). Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
  • Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB). Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP). Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
  • Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI

PENATALAKSANAAN

penatalaksanaan umum anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dari anemia tersebut dan mengganti jumlah darah yang hilang jika anemia disebabkan oleh perdarahan. Anemia ini dapat diberikan:
  • Transpalasi sel darah merah.
  • Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
  • Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
  • Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
  • Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
  • Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau. Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya).

Anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan anemia defisiensi zat besi adalah dengan mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

Anemia pernisiosa dengan pemberian vitamin B12
Anemia asam folat diberikan asam folat 5 mg/hari/oral
Anemia karena perdarahan, untuk mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Keluhan Utama

Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien anemia biasanya 5 L, lemah, letih, lesu, lemas dan lunglai.

Riwayat penyakit masa lalu

Riwayat penyakit gastritis, tukak lambung, perdarahan, hemoroid dain lain-lain.

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP ANEMIA 

PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Kesehatan umum klien biasanya tampak sakit sedang hingga berat
Penyakit yang lalu seperti hemoroid, gastritis, perdarahan

DO:
KU tampak sakit sedang hingga berat
TTV: TD terkadang turun dari normal, Nadi Biasanya normal atau takikardi, RR dapat naik, suhu biasanya normal.

NUTRISI
DS:
Perubahan selera makan seperti anoreksia, mual dan muntah

DO:
BB biasanya juga dapat menurun

ELIMINASI

Sistem gastrointestinal
DS:
Riwayat penyakit pencernaan, hemoroid, gastritis, gastritis erosive dan melena.

DO:
Konsistensi dan karakteristik BAB biasanya disertai darah
Pengkajian abdomen:
Inspeksi perut tampak normal
Palpasi perut lembut
Perkusi abdomen peka
Auskultasi bising usus biasanya normal 

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Aktivitas
DS:
Badan lemas, cepat lelah dan terasa ngantuk

DO:
Penampilan umum selama beraktivitas tampak lesu

KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN
DS:
Badan terasa dingin

DO:
Suhu biasanya normal dan turun
Keringat dingin

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG DIAGNOSA ANEMIA

Pemeriksaan penunjang untuk menunjang diagnosis anemia biasanya pemeriksaan darah atau hemoglobin dan biasanya didapatkan kadar hb menurun.

MASALAH KEPERWATAN

Berikut ini adalah masalah keperawatan yang sering terjadi pada pasien .... 
  1. Keletihan 
  2. Perubahan perfusi jaringan perifer 
  3. Risiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN ANEMIA
  1. Keletihan berhubungan dengan dengan kondisi fisiologis anemia
  2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah
  3. Risiko infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN (SLKI DAN SIKI)

KELETIHAN BERHUBUNGAN DENGAN KONDISI FISIOLOGIS ANEMIA

Luaran Keperawatan SLKI

Tingkat keletihan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama  .................... maka tingkat keletihan menurun dengan kriteria hasil :
  • Verbalisasi kepulihan energi meningkat
  • Tenaga meningkat
  • Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
  • Motivasi meningkat
  • Verbalisasi lelah menurun
  • Lesu menurun
  • Gangguan konsentrasi menurun
  • Sianosis menurun
  • Nafsu makan membaik
  • Pola istirahat membaik  

Intervensi Keperawatan SIKI 

Edukasi Aktivitas atau Istirahat 

Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
Jadwal pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi
Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin
Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak napas saat aktivitas)
Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

Manajemen Energi

Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN PERIFER BERHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN KONSENTRASI HEMOGLOBIN DALAM DARAH

Luaran Keperawatan SLKI

Perfusi perifer

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama  .................... maka perfusi perifer meningkat dengan kriteria hasil :
  • Kekuatan nadi perifer meningkat
  • Warna kulit pucat menurun
  • Nyeri ekstremitas menurun
  • Paraestesia menurun
  • Kelemahan otot menurun
  • Kram otot menurun
  • Pengisian kapiler membaik
  • Akral membaik
  • Turgor kulit membaik

Intervensi Keperawatan SIKI 

Perawatan Sirkulasi 

Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisapan kapiler, warna, suhu, ankle-brachial index)
Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis, diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstrimitas

Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan berfungsi
Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi

Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurunan kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
Anjurkan menghindari penggunaan obat penyakit beta
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis. melembabkan kulit kering pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya Rasa)

Manajemen Sensasi Perifer

Observasi
Identifikasi penyebab perubahan sensasi
Identifikasi penggunaan alat pengikat, prostesis, sepatu, dan pakaian
Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda
Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
Monitor perubahan kulit
Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena

Terapeutik
Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)

Edukasi
Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air
Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak
Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu

RISIKO INFEKSI

Luaran Keperawatan SLKI

Tingkat infeksi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama  .................... maka tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil :
  • Kebersihan tangan meningkat
  • Kebersihan badan meningkat
  • Periode malaise menurun
  • Letargi menurun
  • Nafsu makan membaik

Intervensi Keperawatan SIKI 

Pencegahan Infeksi 

Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik

Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi

Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Posting Komentar untuk "Askep Anemia Aplikasi 3S (SDKI, SLKI, SIKI)"