Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetic disebut antigen muncul di permukaan membrane sel darah merah. Antigen ini yaitu antigen A dan antigen B bereaksi dengan antibody pasangannya yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.
Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan sel darah merah, maka antigen disebut dengan aglutinogen dan antibody pasangannya disebut agglutinin.
Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A maupun Tipe B atau hanya mewarisi salah satunya atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi Golongan Darah
Klasifikasi golongan darah A, B dan O ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen (antigen A dan antigen B) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan agglutinin, anti A dan anti B yang ditemukan didalam plasma darah.
- Golongan darah A mengandung aglutinogen tipe A dan agglutinin tipe B
- Golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B dan agglutinin tipe A
- Golongan darah AB mengandung aglutinogen tipe A dan Tipe B akan tetapi tidak mengandung agglutinin A dan B.
- Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen tipe A maupun tipe B, akan tetapi mengandung agglutinin tipe A dan tipe B.
Penentuan Golongan Darah
Penggolongan darah penting sekali dilakukan sebelum melakukan tranfusi darah karena pencampuran darah atau golongan darah yang tidak cocok dapat menyebabkan aglutinasi dan destruksi atau pecahnya sel-sel darah merah.
Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakkan pada sebuah slide mikroskop.
Setetes serum yang mengandung agglutinin anti A (dari darah golongan B) dietetskan pada salah satu tetes darah, sedangkan setetes serum yang mengandung agglutinin anti B (dari darah golongan A) dan diteteskan pada tetes darah lainya.
- Jika serum anti A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka golongan darahnya dapat dipastikan A
- Jika serum anti B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka golongan darahnya dapat dipastikan B
- Jika kedua serum anti A dan anti B menyebabkan aglutinasi, maka golongan darahnya pasti AB
- Jika kedua serum anti A dan anti B tidak menyebankan aglutinasi, maka golonyan darahnya O.
Tranfusi darah
Pada saat tranfusi darah diberikan, plasma donor akan diencerkan oleh plasma resipien, sehingga agglutinin donor tidak dapat menyebabkan aglutinasi.
Walaupun demukian, aglutinogen pada sel donor penting untuk tranfusi, jika golongan darah pendonor berbeda dengan golongan darah penerima maka agglutinin dalam plasma resipien atau penerima akan mengaglutinasi sel darah merah asing donor.
Reaksi tranfusi dapat disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah donor. Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh gumpalan sel. Hemolysis atau rupture sel darah merah dapat menyebabkan terlepasnya hemoglobin ke dalam aliran darah.
Hemoglobin yang terbawa ke tubulus ginjal mengendap, menutup tubulus, dan mengakibatkan ginjal tidak berfungsi.
Pencocokan silang pada golongan darah resipien dan donor dilakukan sebelum pemberian tranfusi untuk memastikan kecocokan darah.
Konsep donor universal dan resipien universal
Konsep donor yang universal yang pertama adalah donor universal. Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan darah O disebur donor universal.
Konsep donor universal yang kedua adalah resipien universal. Individu dengan golongan darah AB tidak memiliki agglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal.
Sistem Rh Darah
Sistem Rh darah merupakan kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh.
Jika faktor RhD ditemukan, individu yag memilikinya disebut dengan Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut dengan Rh negative. Individu yang memiliki Rh positif lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki Rh negative.
Sistem Rh ini berbeda dengan golongan darah ABO, dimana individu ber Rh negative tidak memiliki agglutinin anti Rh dalam plasma darahnya. Jika seorang Rh negative diberikan darah dengan Rh positif, maka agglutinin anti Rh akan diproduksi. Walaupun trandusi awal biasanya tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
Eritoblastosis fetalis atau penyakit hemolysis pada bayi baru lahir dapat terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negative dengan janin ber Rh positif.
Pada saat lahir, ibu akan terpapar beberapa antigen Rh positif janin sehingga ibu akan membentuk antibodi untuk mebolak antigen tersebut.
Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya, antibody tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolysis sel darah merah. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia.
Pencegahan jika terjadi ibu ber Rh negative mendapat injeksi antibody berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan, keguguran atau setelah abortus janin ber Rhpositif, maka antigen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi antibody lawannya.
Posting Komentar untuk "Sistem Golongan Darah Pada Manusia"