Eritrosit Atau Sel Darah Merah Pada Tubuh Manusia

Karakteristik Eritrosit Atau Sel Darah Merah

Eritrost merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter kurang lebih 7,65 um.

eritrosit

Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit dapat menembus membran kapiler.

Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin sejenis pigmen pernapasan yang dapat mengikat oksigen. Volume hemoglobin didalam eritrosit mencapai sepertiga volume sel darah merah.

Struktur kimia hemoglobin

Hemoglobin merupakan molekul yang tersusun dari suatu protein dan globin. Globin terdiri dari empat rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah.

Pada hemoglobin orang dewasa, rantai polipeptidanya terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identic dan masing-masing membawa gugus hemnya.

Hemoglobin janin terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai gamma. Hemoglobin janin memiliki afinitas yang sangat besar terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin dewasa.

Fungsi hemoglobin

Jika hemoglobin terpajan dengan oksigen, maka moleku oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan rantai beta untuk membentuk oksihemoglobin.

Oksihemoglobin berwarna merah terang. Jika oksigen dilapas ke jaringan maka hemoglobinnya disebut dengan deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini terlihat lebih gelap atau bahkan lebih kebiruan dan terlihat pada pembuluh darah vena yang dekat dengan permukaan kulit.

Setiap gram hemoglobin dewasa dapat membawa 1,3 ml oksigen. Sekitar 97% oksigen dalam darah yang dibawa dari paru-paru bergabung dengan hemoglobin, sisanya yang 3% larut didalam plasma.

Hemoglobin berikatan dengan karbondioksida dibagian asam amino pada globin. Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% karbondioksida yang terkandung dalam darah dan 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.

Jumlah Eritrosit Atau Sel Darah Merah

Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah berkisar 4,2 hingga 5,5 juta sel per milliliter kubik. Sedangkan pada perempuan sehat berukuran rata-rata jumlah sel darah merahnya berkisar 3,2 hingga 5,2 juta sel per milliliter.

Hematocrit adalah presentase volume darah total yang mengandung eritrosit. Presentase ini ditentukan dengan melakukan sentrifugasi sebuah sampel darah dalam tabung khusus dan mengukur kerapatan sel pada bagian dasar tabung.

Hematocrit pada laki-laki berkisar antara 42% hingga 54% dan pada perempuan berkisar antara 38% hingga 48%. Hematocrit dapat bertambah atau berkurang tergantung pada jumlah eritrosit atau factor-faktor yang mempengaruhi volume darah seperti asupan cairan atau air yang hilang.

Fungsi Eritrosit Atau Sel Darah Merah

Sel darah merah berfungsi sebagai transport oksigen ke seluruh jaringan tubuh melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.

Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbondioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbondioksida yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat.

Suatu enzim karbonat anhidase dalam eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma.

Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam basa.

Pengaturan Produksi Sel Darah Merah

Produksi sel darah merah diatur erotropoetin yaitu suatu hormone glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritropoetin berbanding terbalik dengan persediaan oksigen didalam jaringan.

Factor apapun yang mengakibatkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang atau anoksia akan mengakibatkan produksi eritropoietin sehingga semakin menstimulasi produksi sel darah merah sebagai contoh:
  • Kehilangan darah akibat hemoragi mengakibatkan pebingkatan produksi el darah merah atau eritrosit
  • Tinggal didataran tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam jangka waktu yang lama akan meningkatan peningkatan produksi eritrosit atau sel darah merah
  • Gagal jantung yang mengurangi aliran darah ke jaringan atau penyakit paru-paru yang mengurangi volume oksigen yang diaosorbsi didalam darah dapat mengakibatkan produksi sel darah merah meningkat.

Hormone lain seperti kortison, hormn tiroid, dan hormone pertumbuhan juga dapat mempengaruhi produksi eritrosit atau sel darah merah.

Factor Diet Esensial Untuk Produksi Sel Darah Merah

Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh eritrosit. Zat ini diabsorbsi dari makanan sehari-hari dan disimpan diberbagai jaringan tubub terutaa di dalam hati.

Tembaga merupakan bagian esensial dari protein yang diperlukan tubuh untuk dapat mengubah zat besi feri menjadi zat besi fero.

Vitamin vitamin tertentu seperti asam folet, vitamin C, dan vitamin B12 berperan penting dalam pertumbuhan normal dan pematangan sel darah merah.

Vitamin B12 tidak dapat disintesis didalam tubuh dan harus didapat dari makanan agar vitamin B12 dapat diabsorbsi dari salurna pencernaan lapisan lambung harus memproduksi factor intrinsic.
                                             
Jika factor intrinsic tidak ada, maka vitamin B12 tidak dapat diabsorbsi dan sel darah merah tidak matang dengan sempurna dan mengakibatan kondisi anemia pernicious dan injeksi vitamin B12 dapat digunakan untuk pengobatan anemia jenis ini.

Umur Dan Destruksi Sel Darah Merah

Sel darah merah biasanya bersirkulasi didalam tubuh selama 120 hari sebelum menjadi rapuh dan mudah pecah. Walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nukleal, mitokondria ataupun reticulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu memproduksi ATP untuk waktu yang terbatas ini.

Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami fagositosis oleh makrofag didalam limfa, hati, sumsum tulang dan jaringa tubuh lain.

Globin HgA terdegradasi menjadi asam amino yang kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular.

Hem atau bagian yang mengandung zat besi kemudian diubah menjadi biliverdin yaitu pigmen hijau dan kemudian berubah menjadi bilirubin yaitu pigmen kuning yang kemudian dilepas didalam plasma. Bilirubin kemudian diserap oleh hati dan disekresi didalam empedu.

Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan diambil untuk diperbaharui didalam proses sintesa HgA selanjutnya.

Pertimbangan Klinis Sel Darah Merah

Anemia

Anemia merupakan defisiensi sel darah merah yang ditandai dengan berkurangnya kadar hemoglobin dari keadaan normal. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah tetap normal tetapi jumlah hemoglobinnya yang berkurang.

Karena kemampuan darha untuk membawa oksigen berkurang, maka individu akan terlihat pucat atau kurang tenaga. Berikut adalah jenis-jenis anemia berdasarkan penyababnya:
  • Anemia hemoragi disebabkan oleh kehilangan darah akut atau terjadi perdarahan. Sumsum tulang secara bertahap akan memproduksi sel darah merah untuk mengembalikan jumlah sel darah merah yang hilang.
  • Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan makanan, penurunan daya absorbs usus halus, atau kehilangan zat besi secara berlebihan.
  • Anemia aplastik disebabkan sumsum tulang atau tempat produksi seldarah merah tidak aktif memproduksi sel darah merah. Hal ini dapat ditandai dengan penurunan sel darah merah secara besar-besaran. Hal ini dapat terjadi karena pajanan radiasi yang berlebihan, keracunan zat kimia atau kanker.
  • Anemia pernicious disebabkan oleh kekurangan atau tikdak adanya vitamin B12 didalam tubuh.
  • Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan dimana molekul hemoglobin yang berbeda dari kadar hemoglobin normalnya karena pergantian salah satua sam amino pada rantai polipeptida beta. Akibatnya, sel darah merah terdistorsi menjadi berbentuk sabit dalam kondisi konsentrasi oksigen yang rendah. Sel-sel terdistorsi ini menuutp kapilar dan dapat mengganggu aliran darah.

Polisitemia

Polisitemia merupakan peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi yang dapat mengakibatkan peningkatan viskositas dan volume darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah terhalang dan aliran kapiler dapat tertutup. Ada beberapa jenis polisitemia, diantaraya dalah:
  • Polisitemia kompensatori dapat terjadi akibat hipoksia atau kekurangan oksigen oleh karena hal-hal seperti bertempat tinggal di daerah dataran tinggi, aktivitas fisik yang berkepanjangan serta penyakit paru-paru atau penyakit jantung.
  • Polisitemia vera yang diakibatkan oleh gangguan pada sumsum tulang pembentuk sel darah merah.

Posting Komentar untuk "Eritrosit Atau Sel Darah Merah Pada Tubuh Manusia"