Sarung tanga atau handscoon dapat melindungi tangan dari
bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme
yang berada di tangan petugas kesehatan.
Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling
penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara
setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari
kontaminasi silang.
Ingat : Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan
tindakan mencuci tangan atau pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.
Penggunaan
sarung tangan dan
kebersihan tangan, merupakan
komponen kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan
suatu lingkungan bebas infeksi (Garner dan Favero 1986).
Selain itu, pemahaman mengenai kapan sarung tangan steril
atau disinfeksi tingkat tinggi diperlukan dan kapan sarung tangan tidak perlu
digunakan, penting untuk diketahui agar dapat menghemat biaya dengan tetap
menjaga keamanan pasien dan petugas.
Tiga saat petugas perlu memakai sarung tangan:
Perlu untuk menciptakan barier protektif dan cegah
kontaminasi yang berat. Disinfeksi tangan tidak cukup untuk memblok transmisi
kontak bila kontaminasi berat. misal menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi,
eksresi, mukus membran, kulit yang tidak utuh.
Dipakai untuk menghindari transmisi mikroba di tangan
petugas ke pada pasien saat dilakukan tindakan terhadap kulit pasien yang tidak
utuh, atau mukus membran.
Mencegah tangan petugas terkontaminasi mikroba dari
pasien transmisi kepada pasien
lain. Perlu kepatuhan petugas untuk pemakaian sarung tangan sesuai standar.
Memakai sarung tangan tidak menggantikan perlunya cuci
tangan, karena sarung tangan dapat berlubang walaupun kecil, tidak nampak
selama melepasnya sehingga tangan terkontaminasi.
Kapan Pemakaianan Sarung
Tangan diperlukan
Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam
mencegah kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali
(Tenorio et al. 2001) tetapi pemakaian sarung tangan tidak menggantikan
kebutuhan untuk mencuci tangan.
Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas terbaik
sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat, sarung tangan
mungkin robek pada saat digunakan atau tangan terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan (Bagg, Jenkins dan
Barker 1990; Davis 2001).
Ingat : Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas
sarung tangan lakukan kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau
handrub berbasis alkohol.
Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serbaguna
bersih harus digunakan oleh semua petugas ketika :
Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan
tubuh lain, membran mukosa atau kulit yang terlepas.
Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya
menusukkan sesuatu kedalam pembuluh darah, seperti memasang infus.
Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah
terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang tercemar.
Menerapkan
Kewaspadaan Transmisi kontak
(yang diperlukan pada
kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau
dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan
bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien. Petugas kesehatan harus
melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan pasien dan mencuci
tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap
pasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi silang (CDC,1987). Pemakaian
sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang masih bersarung
tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain atau ketika melakukan
perawatan di bagian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang
bersih, bukan merupakan praktek yang aman. Doebbeling dan Colleagues (1988)
menemukan bakteri dalam jumlah bermakna pada tangan petugas yang hanya mencuci
tangan dalam keadaan masih memakai sarung tangan dan tidak mengganti sarung
tangan ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain.
Jenis-jenis Sarung Tangan
- Sarung tangan bersih
- Sarung tangan steril
- Sarung tangan rumah tangga
Hal yang Harus Dilakukan
Bila Persediaan Sarung Tangan Terbatas
Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan
periksa tidak memadai, sarung tangan bedah sekali pakai (disposable) yang sudah
digunakan dapat diproses ulang dengan cara :
- Bersihkan dan disinfeksi dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
- Dicuci dan bilas, serta dikeringkan.
- Hanya digunakan pada tindakan-tindakan yang tidak menembus jaringan tubuh.
Jangan memproses ulang sarung tangan yang retak, mengelupas
atau memiliki lubang atau robekan yang dapat terdeteksi (Bagg, Jenkins dan
Barker 1990).
Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan
dua lapis sarung tangan periksa atau sarung tangan bedahyang telah diproses
untuk memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas
laundry, pekarya serta petugas yang menangani dan membuang limbah medis. Selain
itu pemakaian bedak pada sarung tangan tidak direkomendasikan.
Hal yang Harus Diperhatikan
pada Pemakaian Sarung Tangan
- Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran tangan dapat menggangu ketrampilan dan mudah robek.
- Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan robek.
- Tarik sarung tangan ke atas manset gaun (jika Anda memakainya) untuk melindungi pergelangan tangan
- Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak) untuk mencegah kulit tangan kering/berkerut.
- Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak sarungtangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks.
- Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
- Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung
Reaksi Alergi Terhadap
Sarung Tangan
Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin
banyak dilaporkan oleh berbagai petugas di fasilitas kesehatan, termasuk bagian
rumah tangga, petugas laboratorium dan dokter gigi. Jika memungkinkan, sarung
tangan bebas lateks (nitril) atau sarung tangan lateks rendah alergen harus
digunakan, jika dicurigai terjadi alergi (reaksi alergi terhadap nitril juga
terjadi, tetapi lebih jarang).
Selain itu, pemakaian sarung tangan bebas bedak juga
direkomendasikan. Sarung tangan dengan
bedak dapat menyebabkan reaksi lebih banyak, karena bedak pada sarung tangan
membawa partikel lateks ke udara. Jika hal ini tidak memungkinkan, pemakaian
sarung tangan kain atau vinil di bawah sarung tangan lateks dapat membantu
mencegah sensitisasi kulit. Meskipun demikian, tindakan ini tidak akan dapat
mencegah sensitisasi pada membran mukosa mata dan hidung. (Garner dan HICPAC,
1996).
Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang
muncul adalah warna merah
pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata, yang
mungkin berulang atau
semakin parah misalnya menyebabkan gangguan pernapasan
seperti asma. Reaksi
alergi terhadap lateks dapat muncul dalam waktu 1 bulan
pemakaian. Tetapi pada
umumnya reaksi baru terjadi setelah pemakaian yang lebih
lama, sekitar 3-5 tahun,
bahkan sampai 15 tahun (Baumann, 1992), meskipun pada
orang yang rentan. Belum
ada terapi atau desensitisasi untuk mengatasi alergi
lateks, satu-satunya pilihan adalah
menghindari kontak.
Posting Komentar untuk "Sarung Tangan"